DISPUSSIP GELAR WORKSHOP DONGENG

DISPUSSIP GELAR WORKSHOP DONGENG

Trengalek – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dispussip) Kabupaten Trenggalek menggelar Workshop Dongeng dengan menghadirkan Pendongeng Nasional Kartika Widyasari, S.Psi. atau biasa dipanggil Kak Nit Nit dari Surabaya , Rabu, 13 Nopember 2019 bertempat di Convention Hall Hotel Jaas Permai Trenggalek.  Workshop ini diikuti oleh para pendidik/guru dari 14 Kecamatan se-Kabupaten Trenggalek yang terdiri dari Guru PAUD, Guru TK, Guru SD, Perwakilan dari Quantum Litera Center (Komunitas Literasi) dan Perpustakaan Desa sebanyak  250 orang  peserta.

Kegiatan ini diawali dengan penampilan Arifin Setyono dari SDN Satu Atap Depok Kecamatan Bendungan yang merupakan Juara I lomba bercerita tingkat Kabupaten Trenggalek tahun 2019 dengan membawakan cerita Putri Ngerit. Kemudian dilanjutkan penampilan Kak Anisa  dari  komunitas QLC dengan membawakan dongeng motivasi kegemaran membaca dan cita-cita.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Trenggalek, Drs Catur Budi Prasetyo, menyampaikan apresiasinya atas semangat dan antusias para peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Lebih lanjut Drs. Catur Budi Prasetyo menyatakan bahwa workshop dongeng bagi para pendidik ini mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak didik,  karena 25 tahun ke depan anak-anak inilah yang akan menjadi pemimpin Indonesia. Selain itu, dengan dongeng, anak-anak  bisa mempelajari kebudayaan Indonesia yang nantinya menjadi identitas mereka, sehingga secara tidak langsung kegiatan mendongeng dapat mempertahankan jati diri bangsa.

Menurut Kak Nit Nit dalam materinya menyampaikan bahwa dongeng memang sangat efektif untuk dijadikan sarana pendidikan,  baik disekolah maupun di rumah, karena  dongeng merupakan metode komunikasi, maka dongeng disesuaikan dengan gaya komunikasi anak dan kemampuan mereka memahami sesuatu. Lebih lanjut Kak Nit Nit menjelaskan “Dalam mendongeng ada 3 kekuatan, yang pertama yaitu isi cerita (STORY) maksudnya kita harus memperhatikan setting lokasi, tokoh cerita, adanya masalah dalam cerita, penyelesaian dan ending cerita. Yang kedua menyesuaikan isi cerita dengan audience, apakah audience Batita, Balita, Anak Kecil, Anak Besar atau Umum. Kemudian yang ketiga yaitu cara penyampaian, agar cerita dapat diterima dengan baik maka dalam penyampainnya harus menarik,”tuturnya

Ia menambahkan, mendongeng jauh lebih efektif dalam menanamkan beragam nilai positif untuk  anak dari pada menasehati. “Saat ini banyak orang tua yang percaya nasehat efektif untuk anak. Mereka merasa tugas mereka adalah memberi nasehat. Padahal terbukti dari berbagai riset, nasehat sama sekali tidak efektif untuk anak. Refleksi pengalaman dan dongeng jauh lebih efektif meskipun hanya disampaikan sebentar,” ujarnya.

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Download Aplikasi i-PUSTAGA

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Membaca Buku Dalam Genggaman.

Login Admin

Download Aplikasi i-PUSTAGA

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Membaca Buku Dalam Genggaman.